“BATIK IKAT CELUP ATAU JUMPUTAN”
Tim
Penyusun :
1.
Anis Risalatul Husna
(02)
2.
Cindy Puspitasari (04)
3.
Purnama Sari (14)
4.
Putri Nurul Hamida (15)
5.
Rasyid Noor Hakim (99)
MADRASAH
ALIYAH NEGERI 2 KOTA MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Segala
puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat dan bimbinganNya, sehingga kami mampu menyusun makalah untuk SMA/MA.
Makalah
ini kami susun berdasarkan informasi dari berbagai sumber. Dikemas dengan
rigkasan materi yang menarik untuk memudahkan siswa dalam proses kegiatan
belajar.
Kami
mengharap makalah bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses kegiatan belajar
sehingga mampu menambahkan pengetahuan bagi guru dan siswa sehingga dapat
menambahkan kecerdasan siswa.
Karena itu, demi perbaikan makalah ini, segala
saran, kritik, dan masukan yang membangun akan senantiasa kami terima dengang
lapang hati.semoga buku ini dapat berguna dan bermanfaat bagi peserta didik dan
guru pengajarnya.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Tim
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah...............................................................
B.
Tujuan Penulisan…………………...............................................
C.
Rumusan Masalah…………………………………………….......
D.
Metode Penulisan………………………………………………....
BAB II PEMBAHASAN
A.
Peta Konsep
Batik Teknik Ikat Celup atau Jumputan.....................
B.
Pengertian Batik
Teknik Ikat Celup atau Jumputan.........................
C.
Sejarah Batik
Teknik Ikat Celup atau Jumputan...........................
D.
Tahapan Membuat
Batik Teknik Ikat Celup atau Jumputan.............
E.
Teknik Batik
Teknik Ikat Celup atau Jumputan..........................
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN...........................................................................
B.
SARAN......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Masalah
Peserta didik belum bersifat kreatif,
inovatif, dan produktif. Dalam arti belum memiliki kemampuan untuk memanfaatkan
bakatnya. Perkembangan globalisasi pada masa remaja seharusnya memudahkan
remaja dalam melakukan hal-hal positif , kreatif, inovatif, dan produktif .Tetapi, perkembangan
globalisasi ini justru cenderung membuat peserta didik menjadi malas, mudah
menyerah dan tidak bertanggung jawab. Peserta didik diharapkan mengetahui seluk
beluk tentang batik khususnya Batik Jumputan atau Ikat Celup yang cukup mudah
dalam membuatnya. Oleh karena itu tim penyusun ingin membuat makalah dengan
judul “Batik Jumputan atau Ikat Celup”
B.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
lebih dalam tentang Batik Jumputan atau Ikat Celup
2.
Untuk menambah
wawasan siswa terhadap Batik Jumputan atau
Ikat Celup
3.
Untuk memenuhi
tugas Prakarya & Kewirausahaan
C.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana peta
konsep Batik Jumputan atau Ikat Celup?
2.
Apa pengertian
Batik Jumputan atau Ikat Celup?
3.
Bagaimana
sejarah berkembangnya Batik Jumputan atau Ikat Celup?
4.
Bagaimana
tahapan membuat Batik Jumputan atau Ikat Celup?
5.
Apa saja teknik
dalam membuat Batik Jumputan atau Ikat Celup?
D.
Metode Penulisan
1.
Metode Pustaka
2.
Metode Browsing
BAB
II
Pembahasan
A.
Peta Konsep Batik Jumputan atau Ikat Celup
Peta Konsep Batik Jumputan atau Ikat Celup
B.
Pengertian Batik
Jumputan atau Ikat Celup
Jumputan(tie-dye)
merupakan salah satu jenis batik yang pembuatannya dilakukan dengan cara
mengikat kencang di beberapa bagian kain kemudian dicelupkan pada pewarna. Oleh
karena itu, sebagian orang juga menyebut Jumputan sebagai batik ikat celup.Di
beberapa daerah di Indonesia, teknik ini dikenal dengan berbagai nama lain seperti
pelangi atau cinde (Palembang), tritik atau jumputan (Jawa), serta sasarengan
(Banjarmasin).
C.
Sejarah Batik Jumputan atau Ikat
Celup
Menurut sejarah, batik ikat celup berasal dari Tiongkok, batik
ini kemudian berkembang sampai ke India dan wilayah-wilayah nusantara. Batik
ikat celup diperkenalkan ke nusantara oleh orang-orang India melalui misi
perdagangan. Batik ini mendapat perhatian besar terutama karena keindahan ragam
hiasnya dalam rangkayan warna warni yang menawan. Penggunaan batik ikat celup
ini antara lain di sumatra, khususnya palembang, di kalimantan selatan, jawa
dan bali.
Dalam proses pewarnaan batik jumputan, jaman dahulu zat
pewarna yang digunakan berasal dari alam. Namun dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi zat pewarna alami mulai ditinggalkan. Hal ini terjadi
terutama karena pewarna sintesis memiliki jumlah warna yang hampir tak
terbatas. Disamping itu juga, proses pewarnaan alam juga lebih rumit daripada
pewarna sintesis. Meskipun demikian, keduanya memiliki keunggulan
masing-masing.
D.
Tahapan Pembuatan Batik Jumputan atau Ikat Celup

1.
Kain
Kain yang digunakan digunakan
untuk proses pembatikan jumputan adalah kain mori, kain mori adalah
bahan yang lazim digunakan dalam pembatikan. kain mori dapat dipilih
sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki dari mulai golongan mori yang paling
halus sampai mori golongan rendah.
·
Kain mori dapat digolongkan sebagai berikut:
A.
Mori Primissima adalah mori yang paling halus,
B.
Mori Prima adalah mori yang tergolong halus kedua
C.
Mori Biru (medium) adalah kualitas ke tiga setelah
mori primissima dan prima.
D.
Mori blaco (grey) termasuk golongan paling rendah
kualitasnya dan banyak mengandung kanji sehingga sangat kaku.
Selain mori dalam pembuatan batik jumputan juga bisa
menggunakan kain katun, sutra. Jenis kain ini lembut dan memiliki daya serap yang
tinggi, sehingga memudahkan proses pengikatan dan pencelupan. Ada juga beberapa
jenis kain yang sifatnya tidak cocok untuk proses ikat
celup, diantaranya
kain dari benang rayon atau kain yang mempunyai permukaan yang terlalu licin,
kain yang terlalu kaku atau keras, atau tidak memiliki daya serap yang memadai.
2.
Dua sendok
Garam dan Cuka secukupnya;
3.
Dua liter
Air untuk satu kemasan warna;
4.
Pewarna dan
penguatnya dalam satu kemasan (Wenter atau Wantex).
Pewarnaan bertujuan untuk
memberi warna pada kain batik sehingga menghasilkan suatu gabungan warna yang
baik. Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan cara celupan, coletan, dan kuasan.
Zat
perwarna dibagi menjadi 2 :
A.
Zat pewarna alam
Zat pewarna alam ini berasal dari
tumbuh-tumbuhan
yang dibuat melalui sistem
ekstrasi. Ekstrasi adalah proses yang paling sederhana dilakukan dengan cara
konvensional yaitu dengan merebus tumbuh-tumbuhan tersebut, bahan yang direbus
adalah: bagian daun, batang, buah, kulit buah, kulit akar, dan bunga. Bahan
tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan zat pewarna alami diantaranya:
Daun Mangga (hijau), Daun alpokat, daun mahoni,Kunyit, kapur sirih, Daun jati muda, Daun jarak kepyar dan Kulit bawang merah.
B.
Zat pewarna Sintesis
Zat pewarna sintesis adalah zat pewarna buatan terdiri dari :
·
Cat warna naptol dan garam
Cat warna ini banyak dipakai dalam pembatikan, Penggunaan yang mudah cepat
dan praktis serta karena memiliki daya serap yang baik pada katun. Serta daya
tahannya yang cukup baik terhadap sinar matahari dan gesekan.dapat
dikombinasikan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Warna naptol juga
dapat digunakan untuk pencelupan dalam keadaan dingin.
Warna naptol ini terdiri dari 2 bagian antara lain,
a.
naptol yang selalu menggunaka kode AS, yang
penggunaannya di campurkan dengan soda api kemudian diseduh dengan air panas.
b.
garam yang berfungsi untuk membangkitkan warna di seduh dengan air
dingin.
zat
warna naptol ini dapat dikombinasikan dari warna satu dengan warna lainnya yang
penting kita bisa mencampurkan antara warna yang satu dengan warna yang lain,
sebelumnya kita harus menganal duli pencampuran warna, baik itu warna primer,
sekunder dan tersier
1)
Warna primer adalah warna pokok
Warna primer adalah Merah, Kuning, Biru
2) Warna Sekunder adalah pemcampuran dari warna primer
Misalnya :
·
Merah + kuning = 0ranya
·
Kuning + Biru = Hijau
·
Biru + Merah = Ungu
3) Warna tersier adalah pencampuran antara warna primer dan warna
sekunder
Orange + Merah = Oranye kemerah-merahan
Orange + kuning = Oranye kekuning kuningan
Hijau + Kuning = Hijau kekuning kuningan
Hijau + Biru = Hijau kebirubiruan
Ungu + Biru = Ungu kebiru-biruan
Ungu + Merah = Ungu kemerah merahan.

1.
Karet
gelang;
2.
Kelereng,
Uang koin, Batu;
3.
Kompor;
4.
Bejana
(Panci)
Digunakan untuk mendidihkan air dan untuk proses
pewarnaan dengan menggunakan pewarna wantek.
5.
Sendok kayu
sebagai alat pengaduk;
6.
Ember.
Digunakan untuk proses pewarnaan

1.
Pastikan kain dalam kondisi bersih;
2.
Membuat bentuk/desain motif dengan mengikat Kelereng,
Uang koin, atau Batu pada beberapa bagian kain menggunakan karet secara kencang
dan bervariatif;
3.
Rebus air menggunakan Bejana (Panci) hingga mendidih;
4.
Setelah mendidih, campurkan pewarna dan penguat yang
berada dalam satu kemasan Wenter ataupun Wantex;
5.
Tambahkan garam dua sendok makan dan cuka secukupnya
disertai dengan mengaduk larutan hingga merata;
6.
Basahi kain yang telah diikati dan dibuat motif dengan
air bersih;
7.
Celupkan kain tersebut pada cairan warna. Bila
menginginkan satu warna, celupkan seluruh bagian kain dalam larutan pewarna
yang mendidih.
8.
Aduk dalam waktu 20-30 menit agar warna merata dan
merekat kuat;
9.
Bila menginginkan warna lain, langkah pada no. 6
(enam) hanya mencelupkan sebagian pada cairan pewarna pertama dan mencelupkan
kain yang belum terkena warna pada cairan pewarna lainnya.
10.
Celupkan berkali-kali sesuai jumlah warna yang
dikehendaki;
11.
Apabila proses pencelupan warna selesai, kain diangkat
dan dibilas menggunakan air dingin yang bersih;
12.
Kemudian sumua ikatan dilepas, kain ditiris dan
dikeringkan;
13.
Setelah kering, rapikan dengan menyetrika kain
tersebut.
|
Suasana praktek Jumputan
menggunakan media yang minimalis
|
NB:
·
Karet bisa diganti dengan tali, yang penting ikatannya
harus kencang.
·
Garam dan cuka digunakan sebagai tambahan penguat agar
warna tidak mudah luntur.
·
Gunakan satu wadah (bejana/panci) untuk satu warna
saja.
·
Pada praktek ini, sebaiknya wadah yang digunakan
khusus untuk pembuatan Jumputan atau batik ikat celup. Namun jika wadah
tersebut akan digunakan untuk keperluan lain, selesai praktek, bersihkan dengan
baik bejana/panci yang telah digunakan sebagai wadah proses mewarnai hingga
benar-benar bersih.
E. Teknik
Pembuatan Batik Jumputan atau Ikat Celup
Ada
dua teknik membuat batik jumputan :
1.
Teknik Ikat
Teknik ikat adalah teknik dengan cara ikatan,
artinya median yang diikat akan menimbulkan motif. Cara mengikatnya harus
kencang supaya pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah
ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya. Teknik ikat ini dilakukan dengan
memegang permukaan kain dengan ujung jari, lalu permukaan kain itu di ikat
dengan jelas baik dengan ikatan tunggal maupun jamak. Cara mengikatnya beragam,
ada ikatan datar, miring, dan kombinasi. Adapun teknik lipat dan gulung. Pada
saat mengikat jalinan kain
Langkah-langkan membuat batik
jumputan dengan teknik ikatan
a. Sediakan alat dan bahan
b. Ikatlah kain dengan menggunakan
tali plastik baik secara langsung maupun kelereng dimasukan dalam kain kemudian
di ikat dengan kencang menggunakan tali plastik
c. Dalam proses pengikatan benang
harus diperhatikan, pakailah tali yang tidak tembus warna.
2. Teknik Jahit
Teknik jahitan
adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit dengan menggunakan tusuk
jelujur pada garis warnanya dengan menggunakan banang, lalu benang ditarik kuat
sehingga kain berkerut serapat mungkin. Pada waktu dicelup benang yang rapat akan menghalangi
warna masuk ke kain, benang yang dipakai sebaiknya benang yang tebal dan kuat
seperti benang plastik / sintesis, benang jins, atau benang sepatu. Hasil
jumputan teknik jahitan ini berupa titik-titik yang agak menyambung membentuk
gambar.
Langkah-langkan membuat batik
jumputan dengan teknik jahitan
a. Sediakan Alat Dan Bahan
b. Gambar lah pola pada kain dengan
menggunakan pensil
c. Jahitlah garis pola dengan tusik
jelujur, lebih baik jarak panjang jelujur di atur antara 2 – 3 mm
d. Setelah selesai di jahit, sisakan
benang untuk menarik. Tarik kedua ujung kuat-kuat tapi jangan sampai putus,
buatlah kain serapat mungkin setelah itu ikatkan benang agar kain yang berkerut
tidak lepas lagi.
e. Setelah di ikat kain siap untuk di
warna., di sini warna yang akan digunakan adalah warna naptol
F.
Penerapan Batik Jumputan atau Ikat Celup
Batik jumputan atau ikat celup sudah
banyak beredar di pasaran. Diantaranya telah diterapkan pada mukena, jilbab,
pakaian, dan lain-lain. Batik ini juga mempunyai harga jual yang mahal, tetapi
memiliki kualitas yang cukup bagus.
BAB
III
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, Penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Batik
jumputan atau ikat celup merupakan batik yang cukup mudah dalam membuatnya
2. Batik
jumputan atau ikat celup juga memiliki harga jual yang tinggi
3. Mempelajari
batik jumputan atau ikat celup bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas,
Penulis menyarankan setiap calon peserta didik dapat memahami konsep
perkembangan sosial peserta didiknya.
Daftar Pustaka
http// : batik ikat
celup/jumputan.blogspot.com/2013/03/batik-ikat-celup-jumputan html
Water Hack Burns 2lb of Fat OVERNIGHT
BalasHapusMore than 160,000 men and women are trying a easy and SECRET "liquid hack" to burn 2 lbs each night as they sleep.
It is very easy and it works with everybody.
Here's how you can do it yourself:
1) Grab a clear glass and fill it up with water half full
2) And now learn this proven hack
and you'll be 2 lbs skinnier as soon as tomorrow!